Manado, Sulutreview.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Steven OE Kandouw di ruang kerjanya, Selasa (05/12/2023).
Pada kesempatan itu, Asim melaporkan kepada Wagub Kandouw tentang hasil Sensus Pertanian 2023.
“Kami menyampaikan laporan tentang situasi usaha pertanian di Sulawesi Utara,” ungkap Asim.
Menurutnya, usaha pertanian di Sulut di sepanjang tahun 2023, mengalami peningkatan. Progresnya dapat diketahui dari gencarnya Gerakan Mari Jo Bakobong yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulut, dalam hal ini di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw.
“Data kami (BPS-red) menunjukkan terjadinya pertambahan pelaku usaha pertanian,” kata Asim.
Selain itu, tak kalah pentingnya Asim menyampaikan tentang profil petani milenial Sulut yang jumlahnya masih minim. “Usaha pertanian di Bumi Nyiur Melambai saat ini lebih banyak didominasi petani usia 40 tahun ke atas yang tentunya sudah semakin menua. Sehingga perlu ada strategi untuk menarik petani muda.
“Perlu ada tindaklanjut terkait strategi untuk menarik minat pelaku usaha pertanian muda kita,” tukasnya.
Ia mengatakan petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian, serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.
Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet, telepon pintar, teknologi informasi, penggunaan drone, dan atau penggunaan kecerdasan buatan.
Petani, dalam hal ini, adalah UTP yang hanya berusaha pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan berdasarkan Undang-Undang RI
Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani,” jelas Asim saat merilis sensus pertanian 2023, pada Senin (04/12/2023).
Berdasarkan hasil ST2023, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, berjumlah 48.687 orang atau 18,93 persen dari total petani di Provinsi Sulut yang berjumlah 257.186 orang.
“Petani pengguna teknologi digital yang berumur lebih dari 39 tahun sebanyak 59.699 orang atau 23,21 persen dan yang berumur kurang dari 19 tahun sebanyak 22 orang atau 0,01 persen,” ujarnya.
Berdasarkan sensus, Asim merinci tentang data penting, antara lain jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Provinsi Sulut sebanyak 271.269 unit atau turun 6,65 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 290.588 unit.
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 262.075 rumah tangga, naik 3,38 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 253.503 rumah tangga.
Rasio Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Provinsi Sulawesi Utara terhadap Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebesar 1,04, turun 0,11 poin dari tahun 2013 yang sebesar 1,15.
Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 37 unit, turun 26,00 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 50 unit.
Jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2023 sebanyak 279 unit, naik 4,89 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 266 unit.
Jumlah petani milenial yang berumur 19–39 tahun sebanyak 48.687 orang, atau sekitar 18,93 persen dari petani di Sulawesi Utara.
Jumlah Usaha Pertanian Perorangan Urban Farming di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 72 unit.
Sepuluh komoditas terbanyak yang diusahakan oleh Usaha Pertanian Perorangan (UTP), yaitu: kelapa, cengkeh, pala, ayam kampung biasa, jagung hibrida, cabai rawit, ubi kayu, padi sawah inbrida, babi, dan sapi potong.
Wagub Steven Kandouw, manyimak laporan BPS dan memyatakan siap melakukan evaluasi, untuk ditindaklanjuti agar petani milenial bergerak untuk menggarap lahan pertanian.(hilda)